Desa Takpala, Kampung Tradisional yang Sudah Terkenal Sejak 1973

Desa Takpala, Kampung Tradisional yang Sudah Terkenal Sejak 1973
Pamor Desa Takpala sebagai kampung tradisional sudah ada sejak tahun 1973. Berawal dari seorang warga Belanda memamerkan keindahan tempat ini di kalender buatannya. Selanjutnya tahun 1980 juara 2 Desa paling tradisional di Indonesia. 3 tahun setelahnya, banyak wisatawan berkunjung ke sini.

Di sini, kamu bisa menemui Suku Abui, Suku terbesar di Pulau Alor. Setiap siang mereka akan berburu mencari makan di hutan. Dari hasil perburuannya bisa untuk makan sehari-hari. Ada juga yang dijual ke pasar. Makanan utama mereka yaitu singkong, jagung dan nasi.

Menariknya, warga desa sudah paham benar akan potensi wisatanya. Sehingga, kamu bisa menyewa pakaian adat mereka yang cara buatnya dengan ditenun menggunakan tangan. Harga sewanya Rp50.000,- untuk satu pakaian. Bila kamu datang saat weekend, biasa mereka akan menarik tarif Rp75.000,-.

Rumah Adat Suku Abui

Keunikan dari Desa Takpala adalah rumah adatnya yang masih berdiri dengan megah, Namanya adalah Rumah Lopo. Bentuknya limas, beratap ilalang terbuka, dengan tinggi dinding terbuat dari bambu 90 cm. Atapnya ilalang jerami, disangga 6 tiang berbahan dasar dari kayu merah.

Terdiri dari dua jenis, yaitu Kolwat. Pada jenis ini, siapa pun boleh datang dan melihatnya anak-anak, perempuan Kemudian, Karunuat. Tidak sembarang orang boleh masuk. Tidak hanya sampai di situ saja, Suku Abui juga masih punya lagi rumah adat. Namanya adalah Fala Faka.

Mempunyai 4 tingkat, dihuni kurang lebih 13 kepala keluarga. Lantai 1, digunakan untuk menerima tamu dan berkumpul antar keluarga. Lantai 2 dikhususkan untuk ruang tidur dan masak. lantai 3, untuk menyimpan bahan pangan seperti bahan bumi dan juga jagung. Sementara. Lantai terakhir untuk menyimpan berbagai peralatan tradisional seperti moko, gong. Dan berbagai macam senjata khas. Biasanya digunakan berburu.

Tarian Adat Lego-Lego

Desa Takpala mempunyai upacara penyambutan untuk para tamu yang cukup unik. Namanya adalah salam tempel hidung, biasa dilakukan oleh ketua adat. Kemudian, kamu akan dibawa ke sebuah pohon besar cukup rindang. Di sana, sudah disambut oleh para perempuan yang membentuk lingkaran.

Kamu wajib ikut dalam tarian yang sedang diperagakan. Dalam upacara ini, ada tiga lelaki berada di dalam lingkaran. Tugasnya adalah memukul gong, melantunkan pantun, dan menawari sirih pinang serta kopi. Untuk kopi ini, berada di dalam gelas yang sama. Hal ini menandakan kerukunan.

Mereka bersatu bergandengan tangan membangun negeri. Kadang, tarian ini menjadi satu agenda lomba anak-anak. Bagi masyarakat Alor, Tari Lego-Lego adalah identitas diri, mempunyai makna mempersatukan perbedaan. Untuk bisa menikmatinya, bisa hubungi jasa tour, dengan tarif mulai dari Rp1.500.000,-

Sewa pakaian Adat

Pakaian adat lelaki dan perempuan Suku Abui punya motif hampir sama. Menurut artinya, nama suku ini adalah orang gunung. Tidak heran bila atribut yang dikenakan adalah anak panah dan topi terbuat dari bulu ayam bagi pria. Kamu juga akan diberi pengetahuan bagaimana cara menggunakannya.

Untuk wanita ada gelang kaki selalu berbunyi bila berjalan. Balutan kain tenun tampak indah dan menawan hati. Bila ingin memilikinya, warga suku abui juga menjualnya sebagai oleh-oleh khas. Harganya mulai dari Rp50.000,- semakin sulit motif dan bentuk, akan tinggi pula harganya.

Cara Menuju ke Desa Takpala

Objek wisata ini terletak di Dusun III Kamengtaba, Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah, Kabupaten Alor. Menuju ke tempat ini, kamu bisa memanfaatkan Transportasi Udara. Dari Jakarta menuju ke Kupang terlebih dahulu. Perjalanan menempuh waktu 3 jam sampai 4 jam lamanya.

Harga tiketnya mulai dari Rp500.000,- sampai Rp1.300.000,-. Kemudian, kamu bisa naik pesawat kembali menuju ke Bandar Udara Mali, di Alor. Dari sini, teruskan menggunakan Ojek sekitar 20 menit. Tarifnya mulai dari Rp20.000,- sampai Rp40.000,-. Atau, bisa naik bus dari Terminal Kalabahi.

Perjalanan lain, dari Pulau Jawa bisa menggunakan kapal fery keberangkatan dari pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Menuju ke Kawasan Alor, harga tiketnya hanya Rp500.000,- saja. Tetapi, waktu perjalanannya kurang lebih 3 hari sampai 7 hari. Kapal ini tidak melayani keberangkatan setiap hari.

Ada waktu tertentu yang sudah dijadwalkan. Kamu bisa cek langsung ke pelabuhan atau situs Kapal Pelni mengenai waktunya. Selanjutnya, kamu bisa naik ojek menuju ke lokasi. Bagi yang naik kapal disarankan untuk menginap di penginapan dekat pelabuhan. Agar tubuh kamu fit seperti semula.

Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu surga di Indonesia. Bukan hanya alamnya saja, budaya dan tradisi masih kental dijaga. Inilah daya tarik utama dari kawasan ini. Penduduk Suku Abui juga sangat ramah bersahaja. Tidak salah bila Desa Takpala masuk dalam daftar liburan kamu berikutnya.

1 comment for "Desa Takpala, Kampung Tradisional yang Sudah Terkenal Sejak 1973"

Comment Author Avatar
Keren om artikelnya....trmksh om buat infonya...

Mohon berkomentar sesuai topik!