Dampak Covid-19 Terhadap Ekonomi NTT pada Sektor Pariwisata
Tidak sedikit penyebaran virus tersebut memberikan dampak ekonomi tersendiri bagi para pelaku pariwisata dan pengusaha. Pasalnya, jumlah pendapatan mereka kian menurun dibandingkan sebelum adanya pandemi tersebut. Sehingga, penting dalam memahami dan memperhatikannya dengan maksimal untuk mengatasinya.
Saat ini, tidak sedikit pelaku usaha di sekitar tempat wisata NTT melakukan alih profesi. Pasalnya, jumlah pendapatan mereka amat sangat minim. Sehingga, sangat sedikit untuk memenuhi kebutuhan keseharian mereka. Apalagi melihat kondisi tempat pariwisata yang kian mati dan suram.
Dampak yang Dirasakan Oleh Pelaku Wisata di Sektor Ekonomi
Terdapat berbagai dampak Covid-19 terhadap ekonomi NTT yang dihadapi oleh pelaku wisata. Dimana, dampak tersebut amat sangat dirasakan. Misalnya adalah salah satu pelaku wisata bernama Maria Oktaviani yang mengungkapkan bahwa ekonomi dirinya menurun drastis akibat adanya pembatasan jumlah wisatawan.
Menurut dirinya, jika sebelum pandemi jumlah pengunjung akan naik hingga 1 juta lebih, hal tersebut berbeda ketika pandemi berlangsung. Pasalnya, jumlah pengunjung hanya berkisar 30 ribu orang atau bahkan kurang dari 30 ribu. Hal tersebut tidak lain akibat adanya kebijakan terhadap pembatasan atau social distancing.
Menurut Direktur VisMart Tourism Consultant NTT, menyebutkan bahwa para pengusaha hotel tepatnya di Labuan Bajo kini semuanya tengah mengeluh. Pasalnya, jumlah pengunjung sepi dan pendapatan ekonomi mereka berkurang drastis. Di sisi lain, pihak mereka juga tengah berusaha mencari cara terbaik untuk menambah pendapatan walaupun sepi.
Sehingga, dampak Covid-19 terhadap ekonomi NTT tidak dirasakan dengan cukup besar. Sementara itu, ketua pelaksana ASITA menyebutkan bahwa wisatawan mancanegara tengah membatalkan kunjungan mereka di daerah NTT. Pasalnya, hal tersebut tidak lain akibat adanya larangan bagi wisatawan mancanegara untuk berlibur.
Sehingga, hanya wisatawan domestik saja yang diperkenankan untuk berkunjung ke NTT atau destinasi. Diketahui bahwa wisatawan tersebut mendapatkan informasi terkait pembatalan melalui email. Sehingga, larangan global dalam menerima kunjungan memang menjadi salah satu hal yang wajib dipatuhi.
Beberapa Pelaku Usaha Beralih Profesi Akibat Pandemi
Akibat pandemi tersebut, beberapa pelaku usaha tengah beralih profesi. Pasalnya, mereka beralih profesi untuk memilih prospek terbaik. Beberapa diantara penyedia jasa yang beralih profesi antara lain adalah jasa fotografer, jasa tour and travel, dan beberapa jasa lainnya.
Pasalnya, seperti diketahui bahwa dampak Covid-19 terhadap ekonomi NTT menyebabkan perekonomian di setiap individu atau masyarakat terhalang. Hal tersebut dikarenakan, mereka hanya menunggu pengunjung padahal jumlah pengunjung amat sangat minim. Hal ini juga dirasakan oleh penyedia jasa tour guiding.
Pasalnya, jika biasanya jasa mereka dimanfaatkan oleh pengunjung mancanegara, namun akibat pembatasan tersebut tidak ada wisatawan mancanegara yang berkunjung. Akibatnya jumlah pengunjung yang menggunakan jasa tour guide dapat dihitung dengan mudah oleh jari berlawanan dengan bulan sebelum adanya pandemi.
Di sisi lain, bagi para pelaku usaha yang tetap bertahan dan berjuang menunggu adanya pembukaan kembali, pemerintah setempat memberikan peraturan tegas yang wajib ditaati. Bahkan, tidak sedikit pemerintah setempat akan memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang tidak menaati peraturan berlaku.
Misalnya adalah untuk mengurangi dampak Covid-19 terhadap ekonomi NTT maka diperlukan kepatuhan akan protokol kesehatan. Sehingga, dampak ditimbulkan akan sangat minim. Pelaku usaha tetap diharuskan untuk menggunakan masker, menjaga jarak, dan senantiasa menjaga kondisi lingkungan tetap stabil guna cegah persebaran lebih luas.
Pemerintah Daerah NTT Salurkan Bantuan Sosial bagi Terdampak
Masyarakat sebagai pelaku wisata yang terdampak akibat adanya pandemi tersebut diberikan bantuan sosial oleh pemerintah setempat. Bantuan tersebut mulai daru pemberian uang, bantuan masker, dan sanitizer. Sehingga, diharapkan bantuan tersebut dapat meringankan perekonomian bagi masyarakat terdampak.
Di sisi lain, Kementerian Sosial melalui Pos Indonesia memberikan BST atau Bantuan Sosial Tunai, bantuan rehabilitasi sosial terhadap rumah tidak layak pakai, hingga 100 paket sembako bagi warna untuk Komunitas Adat Terpencil. Bantuan tersebut diharapkan dapat mengatasi warga terdampak Covid-19.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial (Ditjen Rehsos) memberikan bantuan kepada penyandang disabilitas dengan memberikan alat edukasi. Selain itu, bantuan peralatan sekolah senilai 10 juta juga diberikan untuk membantu masyarakat terdampak. Bantuan tersebut diketahui diserahkan kepada Dinas Sosial NTT.
Adanya pandemi Covid-19 tersebut memberikan dampak tersendiri bagi berbagai pihak, khususnya di bidang ekonomi. Sehingga, tidak sedikit pelaku usaha beralih profesi dari pekerjaan awalnya menjadi pekerjaan yang tidak ada hubungannya di dunia pariwisata. Hal tersebut tidak lain akibat adanya dampak Covid-19 terhadap ekonomi NTT.
Post a Comment for "Dampak Covid-19 Terhadap Ekonomi NTT pada Sektor Pariwisata"
Post a Comment
Mohon berkomentar sesuai topik!